Bontang – Seruan damai terus dikumandangkan oleh beberapa Warga Papua yang bermukim di luar Wilayah Papua, menyikapi situasi dan kondisi di tanah Papua belakangan ini.
Aksi demo damai memprotes tindakan rasis dan intimidasi terhadap 60 mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019 lalu yang berlangsung pada 19 Agustus 2019 hingga beberapa hari menyebabkan kerusuhan pecah di beberapa wilayah di Provinsi paling timur Indonesia.
Akibat kerusuhan yang menyebabkan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas pemerintah dirusak dan dibakar massa, juga mengakibatkan Roda perekonomian sempat lumpuh beberapa hari di beberapa Daerah juga berhentinya aktifitas warga masyarakat dan pendidikan.
Pada awalnya beberapa wilayah situasi berlangsung damai, diduga disusupi provokator yang menyebabkan sejumlah massa anarkistis dan melakukan pengerusakan dan pembakaran terhadap sejumlah fasilitas umum, pelayanan publik, pertokoan, aktifitas warga dan roda perekonomian lumpuh total.
Menyikapi situasi dan kondisi Kamtibmas di beberapa wilayah di Papua dan Papua Barat yang telah mengoyak rasa persatuan dan kesatuan Bangsa, serta merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang berujung pada disintegrasi bangsa, maka para tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan warga masyarakat Papua dibeberapa wilayah di luar Papua dan Papua Barat menggelar Deklarasi Damai.
Warga Papua di beberapa Wilayah di luar Papua dan Papua Barat menyampaikan Pernyataan Sikap menolak segala bentuk kekerasan dan perpecahan dengan mengatasnamakan SARA (Suku Agama, Ras Dan Antar Golongan).
Termasuk Warga Papua yang bermukim di Kota Bontang – Kalimantan Timur. Yohanes Rumpaisum selaku sesepuh warga Papua di Kota Taman julukan Kota Bontang menyatakan menolak secara tegas segala bentuk kekerasan dan perpecahan dengan mengatasnamakan SARA, (Suku Agama, Ras dan Antar Golongan).
“Kerusuhan yang terjadi tak lepas dari adanya oknum tertentu yang tengah berupaya memecah belah bangsa,” kata terang Yohanes Rabu 21/8/2019.
Yohane juga mengingatkan saudaranya, baik itu di daerah lain ataupun yang berada di Papua, bahwa Indonesia adalah Papua dan begitu pula sebaliknya. Papua dan Indonesia adalah satu dan tidak bisa dipisahkan.
“Jangan mau terpecah karena isu yang belum tentu benar, kita semua bersaudara,” terang Yohanes.
Terkait Situasi Kamtibmas di Papua, kami selaku warga Papua di Kota Bontang menyatakan tidak terprovokasi dan akan ikut menjaga Situasi Kamtibmas di Kota Bontang tetap aman dan kondusif, tegas Yohanes..
Dan menyerahkan permasalah Kamtibmas di Tanah Papua tersebut sepenuhnya kepeda Pemerintah untuk segera diselesaikan dengan baik, kata Yohanes Rumpaisum dalam sambutannya pada acara Silaturahkami Kamtibmas yang dimotori FPK ( Forum Permauran Kebangsaan ) Kota Bontang.
Acara Silaturahmi Kamtibmas yang digelar di Cafe Kimoci Jl. Brigjen Katamso Bontang Rabu 21/8/2019 tersebut di hadiri Kepala dan Staf Kesbangpol Kota Bontang, Kasat Intel dan Kasat Binmas Polres Bontang, Ketua dan Pengurus FPK Kota Bontang serta seluruh warga Papua di Kota Bontang.