Bontang – Kapolsek Bontang Utara Iptu Tri Soediantoro menghadiri Launching Implementasi Bawis (Berwolbachia Serentak) Inovasi Teknologi Penanggulangan DBD di area Parkir Bontang Kuala jalan Piere Tendean Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara. Selasa (6 /9/2023) pukul 09.00 Wita.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang selaku ketua panitia Dr. Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan dasar penyelenggaraan implementasi dari kota Bontang adalah penanggulangan DBD dengan metode War Bastian dimana kota Bontang ditunjuk sebagai salah satu kabupaten kota di antara 5 kabupaten kota yang ada di Indonesia
Beliau menjelaskan teknologi pengendalian DBD ini merupakan inovasi yang sudah diterapkan di kota Jogyakarta, kabupaten Bantul, kabupaten Sleman yang menunjukkan keberhasilan dapat menekan penularan penyakit DBD. “program ini bukan meniadakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang sudah ada seperti gotong royong, abatesasi, fogging tetap dilakukan jika ada kasus”. Ungkapnya.
Walikota Bontang Basri Rase mengatakan Kota Bontang Pertama di Kalimantan Timur dalam pilot project wolbachia ini dan merupakan kota kedua setelah Semarang.
“kegiatan ini bertujuan bahwa Bontang mulai bulan september akan melakukan rilis penempatan ember telur nyamuk berwolbachia sesuai dengan titik grid yang sudah ditentukan dienam Kelurahan”. terangnya.
Kadis Kesehatan Prov Kaltim Dr. H. Jaya Mualimin mengatakan peluncuran implementasi oleh panitia di wilayah Kaltim merupakan bukti konkret komitmen pemerintah dalam melawan penyakit dange/DBE yang telah lama mengancam kesehatan generasi bangsa.
“Ini adalah harapan baru kita dalam upaya pemberantasan demam berdarah dengan pengendalian sektor berbasis biologi yang telah terbukti efektif dalam pengendalian populasi nyamuk AIDES AIGYPTI”. ungkapnya
Oleh sebab itu beliau mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Kalimantan Timur khususnya kota Bontang untuk bersatu mendukung program ini.
“Kesuksesan implementasinya tidak hanya tergantung pada teknologi melainkan juga pada kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan mendukung kegiatan sosialisasi dan melibatkan diri dalam kegiatan pengawasan untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan baik”. Tekannya.
Dirjen P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan nyamuk DBD menjadi pembunuh nomor 1 yang Korbannya rata-rata anak-anak.
Dalam setahun rata rata 1000 orang meninggal dunia di seluruh indonesia akibat DBD. Segala upaya sudah dilakukan mulai dengan program 3M , melakukan foging namun kasus DBD masih tetap tidak ada perubahan penurunan hingga saat ini.
Melalui program ini diharapkan bisa menjadi upaya kita memberantas kasus DBD. implementasikan Wolbacia ini sudah di lakukan penelitian dan sudah di coba di joga 5-6 tahun yang lalu dengan hasil kasus DBD di jogja menurun.
“Analisa ini kami uji coba dilima kota dan Bontang menjadi salah satu kota yang terpilih, mudah mudahan tahun depan bisa di implementasikan ke seluruh kota serta akan kami evaluasi 2 sampai 3 bulan kedepan untuk melihat hasilnya. jelasnya.
Selanjutnya louncing Implementasi Bawis Inovasi Teknologi Penanggulangan DBD secara simbolis dimulai dengan penekanan tombol dan Penyematan rompi wolbachia dan rompi jumantik oleh Dirjen P2P kemenkes RI ke kordinator di ikuti oleh kader wolbachia.